Susah diyakini kalau Backbone satu separuh tahun yang kemudian. Ingatan aku mengenai itu amat angkat kaki di luar sebagian segmen kunci, namun aku ingat energi raih visualnya, latarnya yang menarik, serta kenyataan kalau narasinya hampir melegakan serta kandas sedikit. Yang berarti merupakan aku membutuhkan lebih, jadi aku amat suka kala Eggnut memublikasikan permainan mereka selanjutnya hendak meneruskan seri.
Tails: The Backbone Preludes benar semacam itu: berkas 4 narasi pendek yang melengkapi kepribadian Backbone. Walaupun ini membagikan lebih banyak kondisi pada apa yang terjalin dalam deskripsi Backbone, yang bagi aku lebih berarti mengenai perihal itu merupakan alibi lain buat turun ke dalam jambangan deskripsi pitch- noir yang tidak mengasyikkan serta bergolak yang jadi tujuan serial ini. Tails: The Backbone Preludes tidak mengecewakan, namun terdapat sebagian peringatan buat klaim itu.

Tails: The Backbone Preludes( Komputer)
Developer: EggNut
Pencetak: Raw Fury
Diluncurkan: 2 Februari 2023
MSRP:$14, 99
4 narasi yang Kamu suguhkan seluruhnya berlainan dengan cara sistemis. Kamu mengkonsumsinya satu per satu, dengan itu bergantian di antara tiap- tiap sampai akhir. Kamu mempunyai Clarissa, atasan mafia dari Backbone, yang menjajaki hidupnya serta naik ke tampuk kewenangan. Terdapat Howard Lotor, protagonis dari kepala karangan aslinya, dikala mempelajari era kuliahnya serta persahabatannya dengan Larry. Berikutnya, terdapat Renee, seseorang reporter yang berjuang dengan komitmen pada bukti. Terakhir, terdapat Eli, seseorang akademikus yang berupaya menguasai corak majikannya.
Ini seluruh berlatar balik pasca- apokaliptik Vancouver, British Columbia. Seluruh kepribadian merupakan binatang antropomorfik( melainkan angsa buat sebagian alibi), serta mereka berjuang di dasar kategori nanai yang berdaulat. Vancouver dipegang akrab di balik tembok yang lumayan besar, di baliknya ada padang pasir.
Sedangkan bumi luar diselimuti rahasia buat Backbone, itu memainkan kedudukan kunci dalam Tails: The Backbone Preludes. Aku betul- betul tidak percaya mana yang wajib dimainkan terlebih dulu. Walaupun Tails amat menolong dalam menguatkan kerangka balik kepribadian saat sebelum masuk ke deskripsi esensial, sebagian perihal yang diperlihatkan bisa jadi melemahkan pengungkapan yang terbuat menjelang akhir Backbone.
Mengejar akhir Anda
Kamu membuat serangkaian opsi di tiap deskripsi yang kira- kira mempengaruhi bunyi narasi. Walaupun kayaknya tiap narasi tentu hendak menggapai akhir yang serupa dengan metode menjaga kepatuhannya pada Backbone, Kamu mempunyai banyak akibat dalam apa yang betul- betul memotivasi kepribadian, seberapa besar empati yang mereka tunjukkan, ataupun seberapa egoisnya mereka. Ini sedikit semacam Kentucky Route Kosong, di mana banyak pilihannya lebih bercita rasa, walaupun terdapat sebagian di mana Kamu terencana berupaya memastikan kepribadian mengenai suatu.
Style seni yang dipakai di Backbone sedang seimbang selaku mempesona. Walaupun memakai estetika seni piksel, itu dibentuk di atas aspek 3D. Terkadang, ini nampak semacam pemakaian susunan paralaks yang licik, namun diperkuat oleh awan serta dampak area. Itu tidak senantiasa menjiplak gradasi kepala karangan yang lebih lama, namun memakai pixel art buat triknya sendiri.
Serta semacam Backbone lebih dahulu. Tails: The Backbone Preludes menggunakan atmosfer yang berat, bagus lewat diagram ataupun catatan. Kenyataan kalau seluruh kepribadian ini ditindas oleh kategori atas merupakan umum, terbebas dari seberapa berakal mereka ataupun status mereka dalam hidup. Walaupun ialah deskripsi yang berlainan, seluruhnya terasa bersuatu dengan cara tematis. Dalam banyak perihal, ceritanya jauh lebih menyeluruh serta dieksekusi lebih bagus dari di Backbone. Walaupun aku bisa memperhitungkan mereka yang bagi aku sangat kokoh serta sangat lemas, itu seluruh merupakan pengalaman yang mengasyikkan serta bijak.
Hands on
Satu zona di mana Tails: The Backbone Preludes mengecewakan merupakan dikala permainan ini muncul buat gameplay. Nyata kalau fokus kuncinya merupakan jadi sejenis pengalaman roman visual. Itu memanglah berupaya buat mengikat sejenis interaktivitas, itu tidak melaksanakannya dengan bagus. Sering- kali Kamu cuma bepergian. Sering- kali terdapat misteri yang wajib dipecahkan. Kemudian terdapat suasana di mana Kamu cuma menarik subjek. Seluruhnya dipakai buat tujuan naratif, yang berarti ini bukan usaha yang percuma, namun tidak bisa disangkal kalau itu merupakan pandangan yang lebih lemas dari konsep permainan.
Konsep audio ditingkatkan dari permainan awal. Paling utama, terdapat lebih banyak nada, serta dieksekusi dengan metode yang mencolok. Dikala suatu segmen berjalan, beliau bertransisi nyaris lembut jadi lebih intens dikala suasana membutuhkannya. Ini amat sesuai dengan panorama alam alhasil amat tingkatkan komposisi game. Ini merupakan kenaikan besar pada suasana permainan awal yang sangat kerap sepi.
Berdiri sendiri
Peringatan terbanyak serta sangat susah buat diabaikan buat seluruh ini merupakan kalau Tails: The Backbone Preludes terasa amat tergantung pada Backbone. Walaupun tiap- tiap ceritanya menarik dengan triknya sendiri, mereka nyata terdapat di mari buat memenuhi deskripsi dari permainan awal. Mereka tidak betul- betul sukses sendiri, mereka bertugas jauh lebih bagus dalam membolehkan Kamu tersambung lebih bagus dengan bumi serta kepribadian serial itu. Ini amat sukses dalam perihal itu, namun mengulasnya, Kamu bisa jadi wajib menguasai kalau ini merupakan paket. Walaupun Kamu tidak wajib memainkan Backbone terlebih dulu, Kamu bisa jadi wajib masuk ke Tails dengan hasrat buat meneruskan.
Ini merupakan bagian free buat Backbone, yang bisa berdiri di depan ataupun di sampingnya namun tidak bisa dipisahkan darinya. Tetapi, dalam konteksnya, ini ialah bonus yang baik buat seri ini. Walaupun tidak semenarik ataupun berfitur komplit semacam sesi awal Backbone, ini merupakan pengalaman yang jauh lebih keras. Serial ini, semacam dikala ini, jauh lebih kokoh dengan masuknya Tails: The Backbone Preludes. Ini koleksi fantasi yang baik. Tetapi tanpa Backbone, beliau serupa sekali tidak mempunyai keahlian buat berdiri sendiri.